Dieng yang berasal dari kata Di Hyang atau tempat tertinggi, diambil
dari bahasa sansekerta yang dapat diartikan sebagai tempat yang tinggi,
tempat bersemayam para dewa. Berdasarkan catatan sejarah, tempat ini
diyakini sebagai awal peradaban Hindu di Pulau Jawa yang berkembang pada
masa kejayaan Dinasti Sanjaya pada abad ke-8, lebih tua dari zaman
Majapahit di Jawa Timur, dan ini ditandai dengan berdirinya candi-candi
di Dieng. Dataran tinggi Dieng terbentuk dari ambruknya sebagian
dari gunung api tua, yaitu Gunung Prahu. Pada bagian yang ambruk itu
muncul gunung-gunung kecil yang tersebar seperti Gunung Alang, Gunung
Nagasari, Gunung Palindungan, Gunung Pangonan, Gunung Gajahmungkur,
Gunung Sikunir, dan Gunung Pakuwaja. Salah satu pendakian yang baru di
buka adalah Gunung Pangonan. Jika anda merupakan seorang traveler yang sedang mencari destinasi
wisata baru mungkin tidak ada salahnya jika anda mencoba mendaki puncak
gunung pangonan ini, salah satu gunung yang terletak di desa Dieng
Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah tak kalah menarik dari Gunung Sikunir,
disinipun kita bisa melihat sunrise bahkan sunset, dari puncaknya kita
bisa melihat Telaga Merdada, disisi lain kita bisa melihat lembah yang
hanya ditumbuhi rumput, Padang Savana, Gunung Pangonan masih banyak
menyimpan misteri dan peninggalan sejarah yang belum ter eksplor, salah
satunya ditemukan candi yang masih terpendam di dalam bukit.
Jika ditinjau secara geografis Gunung Pangonan Dieng ini memiliki
ketinggian sekitar 2100 meter diatas permukaan laut, sedangkan secara
topografi alamnya gunung ini dikelilingi oleh wilayah perbukitan dan
juga lembah-lembah yang hijau. Rute pendakian menuju puncak Gunung Pangonan Dieng ada banyak sekali,
namun diantara banyak rute menuju puncak Gunung Pangonan Dieng, salah
satu rute yang sangat difavoritkan oleh pendaki ialah dengan melalui
jalur Musium Kaliasa Dieng, sebab selain lebih dekat juga jalur
pendakian menuju puncak lewat Musium Kaliasa Dieng ini sangatlah mudah
dilalui dan tidaklah terlalu terjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar