Total Tayangan Halaman

Selasa, 29 November 2016

EX-PABRIK GULA KALIBAGOR, TEMPAT YANG EKSOTIS BUAT FOTO


Blog terabaikan beberapa minggu ini, karena kesibukan yang dibuat-buat luar biasa. Nah dari pada ngga ada bahan yang di posting, saya posting  hasil hunting foto bulan yang lalu bareng Mas Didi,  sahabat yang sering "runtang-runtung" bareng. Ya..awalnya spontan aja sore-sore pengin hunting foto, tapi bukan model yang difoto, kitanya aja yang pengin  narsis. Cari tempat disekitaran Purwokerto yang eksotis, langsung muncul diotak  bekas gedung pabrik gula  Kalibagor. OTW lah kita kesana sambil membawa seabrek alat potret dan properti buat nambah kece fotonya. Tetapi sebelum cerita sedikit tentang hasil fotonya, saya mau cerita banyak tentang  sejarah pabrik gula ini yang kalian harus tahu. Pabrik gula  Kalibagor atau dalam bahasa Belandanya adalah Suikerfabriek Kalibagor, ini merupakan Perusahaan Belanda terbesar di daerah Banyumas tepatnya di Kalibagor. Pabrik Gula Kalibagor berdiri tahun 1839, pabrik gula yang konon masa operasinya paling lama dibanding pabrik gula lain di se ex-Karesidenan Banyumas.
Area pabrik gula yang lengkap dengan pabrik utama, rumah jabatan pegawai Belanda, rumah bagi pegawai pribumi dan jalur sepur (kereta api) tebu yang membentang dari Kalibagor sampai Kalimanah (Purbalingga) dan kecamaan Baturaden (kaki gunung Slamet). Dan juga di lintasi oleh jalur ex-Serajoedal Stoomtram Maatschappij atau sering di sebut dengan (SDS), untuk mengangkut Gula dari pabrik.
Pabrik gula ini di sokong oleh perkebunan tebu seluas 400 bau atau 280 hektar lokasinya di dearah Sokaraja sampai Purbalingga, yang membuat kota Kalibagor-Sokaraja menjadi kota industri yang sangat ramai di massa nya, melebihi ramainya kota Purwokerto saat itu.
Pabrik Gula kalibagor mulai tidak beroperasi sekitar tahun 1996-1997, pada era Reformasi.
Dan pada era awal reformasi perusahaan ini dijarah habis-habisan oleh warga sekitar dan bahkan dari daerah lain, entah apa pemicunya. Rumah-rumah dinas dan isi pabrik juga rangkaian rel habis dan hanya menyisakan bekas tanah kosong yang memanjang dan menikung.
K
onon katanya para penjarah mengalami musibah yang menimbulkan kerugian lebih besar dari nilai barang jarahannya (dari mulai sakit, kecelakaan, sampe usahanya bangkrut). Kini keadaannya sangat mengenaskan setelah sekian lama tidak beroprerasi. Bangunan yang terlihat besar dan luas kini mulai rapuh akibat termakan usia, yang di kelilingi rerumputan, yang membuat hawa mistis setiap orang yang meliwati area itu. Tetapi pada saat saya kesini sedang dilakukan perbaikan pemasangan atap baja ringan. Hari sudah sore tepat pada saat para  pekerja renovasi   pulang, dan kita ijin ke salah satu pekerja yang paling terakhir pulang untuk foto-foto di dalam. Dibolehkan,.. tetapi pintu gerbang utama dikunci, yang akhirnya untuk masuk ke area pabrik gula kita terpaksa lompat tembok pagar yang lumayan tinggi. Sesampainya di dalam ternyata benar, aura misteri dan mistis sangat terasa, apalagi hari sudah mulai gelap. Tanpa ba bi bu cekrak cekrek  .... dan ealah ternyata yang dikamera Mas Didi yang buat motret saya settingan quality-nya  S, alhasil foto  resolusinya rendah. Ga apa apalah.... Dan inilah hasilnya ....




Pabrik gula Kalibagor atau dalam bahasa Belanda adalah Suikerfabriek Kalibagor, ini merupakan Perusahaan Belanda terbesar di daerah banyumas tepatnya di Kalibagor. Pabrik Gula Kalibagor berdiri tahun 1839, pabrik gula yang konon masa operasinya paling lama dibanding pabrik gula lain di ex-karsidenan banyumas.
Area pabrik gula yang lengkap dengan pabrik utama, rumah jabatan pegawai belanda, rumah bagi pegawai pribumi dan jalur sepur tebu yang membentang dari kalibagor. sampai kalimanah (purbalingga) dan kecamaan baturaden (kaki gunung slamet). dan juga di lintasi oleh jalur ex Serajoedal Stoomtram Maatschappij atau sering di sebut dengan (SDS), untuk mengangkut Gula dari pabrik.
Mengenang tempo dulu merupakan perusahaan terbesar pada masanya. kini keadaannya sangat mengenaskan setelah sekian lama tidak beroprerasi. bangunan yang terlihat besar dan luas kini mulai rapuh akibat termakan usia, yang di kelilingi rerumputan, yang membuat hawa mistis setiap orang yang meliwati area itu, ironis memang.
Suikerfabriek Kalibagor atau sering di sebut dengan Pabrik Gula kalibagor mulai tidak beroperasi sekitar tahun 1996-1997 setahun sebelum era Reformasi.
Dan pada era awal reformasi perusahaan ini dijarah habis-habisan oleh warga sekitar dan bahkan dari daerah lain, entah apa pemicunya. Rumah-rumah dinas dan isi pabrik juga rangkaian rel habis dan hanya menyisakan bekas tanah kosong yang memanjang dan menikung.
Awal revormasi pabrik ini mengalami penjarahan besar-besaran. yang konon para penjarah mengalami musibah yang menimbulkan kerugian lebih besar dari nilai barang jarahannya (dari mulai sakit, kecelakaan, sampe usahanya bangkrut).
menurut penuturan cerita warga setempat tempat kalibagor dan sokaraja dulu merupakan kota industri yang sangat ramai, melebihi purwokerto. di daerah tersebut juga terdapat pabrik-pabrik lain seperti pabrik keramik, pabrik kuningan dan pabrik tepung tapioka yang berada di utara Suikerfabriek Kalibagor.
Pabrik gula ini di sokong oleh perkebunan tebu seluas 400 bau atau 280 hektar lokasinya di dearah sokaraja sampai purbalingga, yang membuat kota kalibagor-sokaraja menjadi kota industri yang sangat ramai di massa nya.
Itulah sedikit kisah tentang Pabrik Gula Kalibagor yang kini hanya sebuah gedung tua besar yang seram berhias semak belukar di kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas – Jawa Tengah. - See more at: http://dimensilain.com/misteri-pabrik-gula-kalibagor-yang-terlupakan/#sthash.HpX82DYj.dpuf
Pabrik gula Kalibagor atau dalam bahasa Belanda adalah Suikerfabriek Kalibagor, ini merupakan Perusahaan Belanda terbesar di daerah banyumas tepatnya di Kalibagor. Pabrik Gula Kalibagor berdiri tahun 1839, pabrik gula yang konon masa operasinya paling lama dibanding pabrik gula lain di ex-karsidenan banyumas.
Area pabrik gula yang lengkap dengan pabrik utama, rumah jabatan pegawai belanda, rumah bagi pegawai pribumi dan jalur sepur tebu yang membentang dari kalibagor. sampai kalimanah (purbalingga) dan kecamaan baturaden (kaki gunung slamet). dan juga di lintasi oleh jalur ex Serajoedal Stoomtram Maatschappij atau sering di sebut dengan (SDS), untuk mengangkut Gula dari pabrik.
Mengenang tempo dulu merupakan perusahaan terbesar pada masanya. kini keadaannya sangat mengenaskan setelah sekian lama tidak beroprerasi. bangunan yang terlihat besar dan luas kini mulai rapuh akibat termakan usia, yang di kelilingi rerumputan, yang membuat hawa mistis setiap orang yang meliwati area itu, ironis memang.
Suikerfabriek Kalibagor atau sering di sebut dengan Pabrik Gula kalibagor mulai tidak beroperasi sekitar tahun 1996-1997 setahun sebelum era Reformasi.
Dan pada era awal reformasi perusahaan ini dijarah habis-habisan oleh warga sekitar dan bahkan dari daerah lain, entah apa pemicunya. Rumah-rumah dinas dan isi pabrik juga rangkaian rel habis dan hanya menyisakan bekas tanah kosong yang memanjang dan menikung.
Awal revormasi pabrik ini mengalami penjarahan besar-besaran. yang konon para penjarah mengalami musibah yang menimbulkan kerugian lebih besar dari nilai barang jarahannya (dari mulai sakit, kecelakaan, sampe usahanya bangkrut).
menurut penuturan cerita warga setempat tempat kalibagor dan sokaraja dulu merupakan kota industri yang sangat ramai, melebihi purwokerto. di daerah tersebut juga terdapat pabrik-pabrik lain seperti pabrik keramik, pabrik kuningan dan pabrik tepung tapioka yang berada di utara Suikerfabriek Kalibagor.
Pabrik gula ini di sokong oleh perkebunan tebu seluas 400 bau atau 280 hektar lokasinya di dearah sokaraja sampai purbalingga, yang membuat kota kalibagor-sokaraja menjadi kota industri yang sangat ramai di massa nya.
Itulah sedikit kisah tentang Pabrik Gula Kalibagor yang kini hanya sebuah gedung tua besar yang seram berhias semak belukar di kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas – Jawa Tengah. - See more at: http://dimensilain.com/misteri-pabrik-gula-kalibagor-yang-terlupakan/#sthash.HpX82DYj.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar